source: NATO

NATO dan Ekspansinya Menuju Skandinavia

Geopolitik kawasan Skandinavia berubah dengan cepat sejak berakhirnya perang dingin. Netralitas yang selama ini diupayakan oleh negara-negara Skandinavia dan Nordik perlahan namun pasti mulai berakhir. Bergabungnya Finlandia dan Swedia ke North Atlantic Treaty Organization (NATO) menandakan hilangnya kenetralan semenanjung ini. Hal ini
memunculkan pertanyaan di benak kita, mengapa negara-negara Skandinavia memutuskan berpihak dalam kebijakan politik luar negerinya?

Pertanyaan tersebut akan di jawab dengan mengupas sejarah Skandinavia pada saat Perang Dunia 1 dan 2, hingga Perang Dingin. Kita akan memahami keterkaitan kondisi sejarah pada keputusan negara-negara Skandinavia yang mulai bergabung dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO).

Perang Dunia 1 terjadi pada tahun 1914-1918 dengan pusat teater perang berada di Eropa. Saat itu, kawasan Skandinavia terdiri atas tiga negara, di antaranya Denmark, Swedia, dan Norwegia. Ketiga kerajaan memutuskan untuk netral dalam ‘The Great War’ atau Perang Dunia 1. Keputusan netral diambil akibat tekanan politik yang kuat dari dua kubu aliansi
yang berperang. Inggris, dengan sekutunya, berusaha membujuk negara-negara Skandinavia untuk berperang melawan Blok Sentral. Jerman tidak tinggal diam dan juga menawarkan mereka untuk bergabung dengan pihak Sentral. Namun, melalui The Three Kings Meeting pada 18-19 Desember 1914 ketiga negara memutuskan netral dalam perang (Kubala, 2021). Dalam hukum internasional, netralitas merupakan bentuk dari ketidakberpihakan selama perang dalam status legal hukum (United Nations, 2024).

Sikap netral yang ditunjukkan oleh negara-negara Skandinavia di Perang Dunia 1 menunjukkan hasil maksimal. Wilayah Skandinavia secara efektif terhindar dari dampak langsung kerusakan yang terjadi akibat perang. Netralitas tersebut menguatkan posisi negara-negara Skandinavia untuk mengambil jalan yang sama pada Perang Dunia 2 (Gilbert, 2024). Norwegia, Denmark, Swedia dan Finlandia memilih netral dengan tidak terlibat secara langsung di daratan Eropa di awal perang. Akan tetapi, serangan Soviet ke Finlandia pada 30 November 1939 membuat Finlandia terseret Perang Dunia 2 yang mengakhiri netralitas (Shvangiradze, 2023).

Hal yang sama juga dialami oleh Norwegia dan Denmark yang di invasi oleh Jerman pada 9 April 1940. Invasi yang dilancarkan Jerman kepada kedua negara tersebut secara resmi mengakhiri netralitas Denmark dan Norwegia yang akhirnya bergabung dengan blok sekutu (Anne Frank House, 2024). Perang Dunia 2 berakhir dengan menyerahnya Jerman di tanggal 7 Mei 1945, menyusul kekalahan telak Jerman di semua teater perang (Merdeka, 2021).

Perang Dunia 2 hanya menyisakan satu netralitas, yakni Swedia yang hingga akhir perang tetap netral (Amark, 2015). Swedia melakukan diplomasi aktif terhadap kedua pihak aliansi selama perang. Ada indikasi kuat akan kedekatan negara tersebut dengan Jerman dan komitmennya dalam suplai sumber daya alam ke Jerman, sehingga keamanan Swedia di
jamin aman.

Netralitas berikutnya hanya dilanjutkan oleh dua negara di Skandinavia, yakni Swedia dan Finlandia selama Perang Dingin. Negara Skandinavia lainnya seperti Denmark, Islandia, dan Norwegia memutuskan bergabung dan mendirikan NATO bersama dengan Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Luksemburg, Portugal, Belgia, Kanada, dan Italia pada tahun 1949 (Warta Ekonomi, 2022). Bergabungnya tiga negara Skandinavia pada pendirian NATO sebagai respons defensif. Negara-negara Skandinavia tidak akan membiarkan peristiwa serupa terjadi untuk kedua kalinya.

Sisi netral negara Skandinavia berakhir ketika merespons konflik Rusia-Ukraina. Sifat agresi yang dilakukan oleh Rusia kepada Ukraina merupakan alasan utama bagi kuatnya keputusan Finlandia dan Swedia bergabung ke NATO. Dalam pandangan kedua negara yang telah dan akan mengakhiri netralitasnya, NATO merupakan pilihan rasional dalam pertahanan. Secara terang-terangan Finlandia menganggap bahwa Rusia adalah ancaman nyata bagi kedaulatan negara. Anggapan tersebut wajar karena pada Perang Dunia 2 Uni Soviet menyerang Finlandia. Apalagi secara geografis berbatasan langsung dengan Rusia. Walhasil jalan satu-satunya adalah bergabung dengan NATO.

Bagian sejarah juga membuktikan dan memberi dorongan kuat kepada Swedia untuk segera menentukan keberpihakannya. Swedia menjadi satu-satunya negara Skandinavia yang tidak pernah terlibat secara langsung dalam konflik besar di Eropa sejak berakhirnya Perang Napoleon. Namun, pergerakan Rusia di Ukraina mengubah sikap tersebut. Pemerintah Swedia melihat keberpihakan dengan NATO merupakan jalan terbaik guna mempertahankan
diri dari konflik mendatang. Serangan Rusia ke Ukraina memanaskan tensi antar negara di kawasan (Atlantic Council, 2024). Keputusan negara-negara Skandinavia dalam berpihak kepada NATO merupakan respons nyata atas ancaman yang ada dalam geopolitik dunia. Bangkitnya sifat agresif balasan dari Rusia atas menguatnya NATO dan kepentingan di Ukraina memperkuat argumen dan keinginan Swedia serta Finlandia sebagai dua negara terakhir dari Skandinavia untuk
bergabung dengan NATO. Netralitas di Skandinavia telah berakhir, keberpihakan telah lahir, maka aliansi-aliansi akan terus tercipta. Skandinavia telah berpihak sebagai respons nyata.

Author: Abid Harjunanto
Editor: Debby Salsabila, Izzudin Azzam

Referensi:

Åmark, K. (2015). Sweden: Negotiated neutrality. In R. Bosworth & J. Maiolo (Eds.), The
Cambridge History of the Second World War (pp. 350–374). chapter, Cambridge:
Cambridge University Press.
Chatterjee, P. (2022, May 12). Are Sweden and Finland going from neutral to Nato? BBC
News. https://www.bbc.com/news/world-europe-61397478
Dickinson, P. (2024, March 21). Russian victory in Ukraine would leave Europe at Putin’s
mercy. Atlantic Council. https://www.atlanticcouncil.org/blogs/ukrainealert/russian-
victory-in-ukraine-would-leave-europe-at-putins-mercy/
Gilbert, A. (2024, March 5). Invasion of Poland. Encyclopedia Britannica.
https://www.britannica.com/event/Invasion-of-Poland
House, A. F. (n.d). Germany invades Denmark and Norway. Anne Frank Website.
https://www.annefrank.org/en/timeline/61/germany-invades-denmark-and-norway/
John F. Kennedy Presidential Library and Museum. (2020). The Cold War | JFK Library.
Jfklibrary.org; John F. Kennedy Presidential Library and Museum.
https://www.jfklibrary.org/learn/about-jfk/jfk-in-history/the-cold-war
Merdeka. (2021, May 7). Peristiwa 7 Mei : Jerman Menyerah pada Sekutu saat Perang
Dunia II. Merdeka.com. https://www.merdeka.com/jateng/peristiwa-7-mei-jerman-
menyerah- pada-sekutu-saat-perang-dunia-ii-kln.html
Nordics.info. (2021, September 30). The Three Kings Meeting in 1914. Nordics.info.
https://nordics.info/show/artikel/the-three-kings-meeting-in-1914
Shvangiradze, T. (2023, November 8). The winter war: The Soviet invasion of Finland.
TheCollector. https://www.thecollector.com/winter-war-soviet-invasion-finland/
Warta Ekonomi. (n.d). Mengulik Asal-Usul NATO: Siapa Pendiri NATO dan Berapa Jumlah
Anggotanya?. Warta Ekonomi. Retrieved June 7, 2024, from https://wartaekonomi.co.id/read396246/mengulik-asal-usul-nato-siapa-pendiri-nato- dan-berapa-jumlah-anggotany

Leave a comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.