Scanity members also practice Scandinavian folk dance as a way of learning culture and art, and we already got the opportunities to show it twice, the first one at UMY on May 26, 2016 and the second one was at Gama Awards on November 30, 2016.
You may also like
Scandinavian Day is held once a year, in 2016 was on October 27-28 at FISIPOL. Scandinavian Day was held after mid term exam and consist of some different events which are Public Lecture, Movie Screening, Language Course, and Expo.
On the first day there was Public Lecture with topic Green Culture in Scandinavia with speaker Mathilde Wichmann (Student from Scandinavia) and Ajeng from PACER. The language course was specifically for Swedish Language, it started since the first day until the last day. The Expo also last for two days and there ware cooking demo (Swedish Meatball), Photobooth spot and photo competition, Live performances, and doorprizes. On the last day, there was also movie screening which played Sweden movie The Hundred-Year-Old Man Who Climbed Out of the Window and Disappeared or Hundraåringen som klev ut genom fönstret och försvann. read more
Penulis: Ghiffari A. N. Pangestyatama
Dalam kesempatan kali ini, Nyheter Scandinavia berkesempatan berbincang-bincang dengan Mas Wawan Mas’udi. Mas Wawan adalah salah satu dosen Departemen Politik Pemerintahan yang pernah mengenyam pendidikan berjenjang S2 di Norwegia pada tahun 2002-2005. Perbincangan Nyheter dengan Mas Wawan kali ini akan membahas pengalaman beliau tinggal di Norwegia, khususnya terkait green living dan tata kelola kota di Norwegia. Yuk mari, kita simak bersama-sama!
Norwegia merupakan negara yang berwilayah sangat luas tetapi berpenduduk relatif sedikit, sehingga pembagian wilayah tempat tinggal dibagi-bagi berdasarkan model cluster dengan jarak antarkota yang sangat jauh. Pada tahun pertama kuliah, Mas Wawan tinggal di kota Bø, Telemark – kota ini terletak di pegunungan dan berjarak sekitar 3-4 jam dari Oslo ke arah selatan. Bø merupakan kota yang relatif kecil, dimana mayoritas penduduk tinggal di rumah-rumah biasa. Yang sangat menarik dari kota ini, menurut Mas Wawan, adalah sistem kebersihan atau sanitasi rumah tangga. Masing-masing rumah tangga terkoneksi dengan satu tempat pembuangan limbah besar. Untuk sampah rumah tangga akan langsung dipisahkan sejak awal antara limbah recyclable dan unrecyclable melalui pembedaan warna tempat sampah di tiap-tiap rumah. Pengelolaan sampah ini dilakukan oleh pemerintah daerah, mengingat pada tiap-tiap cluster pemerintah daerah mempunyai otoritas penuh terhadap pengelolaan sampah. Tugas masyarakat dalam pengelolaan sampah kota hanyalah pemisahan sampah rumah tangga yang telah disebut sebelumnya. Di beberapa kota lain di Norwegia, limbah yang tidak didaur ulang dapat dimanfaatkan sebagai energi dan bahan bakar. read more
On April 29, 2016 Scanity in colaboration with PACER, Institut Ungu and Penerbit Djaman Baroe held a book launching and discussion “Nora adalah Subversif!” written by Faiza Mardzoeki. The discussion was moderated by Arum Chandra, a lecturer from Faculty of Cultural Science of UGM, with the speakers; Longgina Novadona Bayo, a lecturer from Faculty of Social and Political Sciences, the author Faiza Mardzoeki, Erwan Purwanto and Hilde Solbakken, Minister Counsellot at Royal Norwegian Embassy, Jakarta. These book are adaptation from the first feminist man author Henrik Ibsen. read more